Robert Clinton menuliskan dalam bukunya yang ditulis berdasarkan riset selama 50 tahun bahwa hanya sekitar 15-20% dari orang Kristen yang masuk surga. Penghalang finishing well (mencapai garis akhir di surga) yaitu:
- Masalah keluarga. Suami dan istri harus saling mendukung dalam melayani Tuhan, bukan saling menghalangi ataupun hanya mengandalkan salah satu pasangan untuk membawa keluarga ke surga (ingat: ke surga membutuhkan perjuangan pribadi, bukan sistem rombongan). Kita harus memberi perhatian khusus bagi keluarga kita.
- Masalah seksual. Sedahsyat apapun urapan Tuhan atas kita tanpa diimbangi dengan attitude yang benar hanyalah sia-sia.
- Masalah keuangan. Matius 6:21 Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mazmur 62:11b … apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat padanya.
- Masalah kesombongan (tidak mau ditegur/diperbaiki seturut kehendak Tuhan).
- Masalah plateuing (kondisi gereja yang sedang turun) – kita harus peka terhadap kondisi hal ini. Plateuing terjadi seiring dengan masalah kesombongan yang tidak dibenahi.
Kiranya di detik-detik akhir perjalanan hidup kita, kita dapat mengatakan 2 Timotius 4:7 Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman.
Bagaimana agar kita finishing well?
- Constant renewal yaitu pembaharuan terus-menerus supaya tetap intim dengan Tuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan masuk doa fajar dan menara doa. Doa fajar adalah karakter Yesus seperti tertulis dalam Markus 1:35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.
- Disiplin, melalui doa, puasa dan menjadi pelaku firman. 1 Korintus 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak. Matius 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
- Memiliki banyak mentor rohani yang berani menegur kita. Sangat berbahaya jika kita tidak ada mentor (=tidak ada covering).
Para teroris saja begitu radikal dengan imannya yang tidak benar, terlebih kita yang beriman pada kebenaran bagaimana mungkin tidak radikal?